Wednesday, March 18, 2015

artikel 3: tugas perbedaan psikoterapi dan konseling, bentu-bentuk terapi

Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan perilaku. Sedangkan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli yang biasa disebut dengan konselor atau pembimbing kepada individu yang mengalami masalah, dan bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
adapun perbedaan psikoterapi dan konseling yang lebih terperinci, antara lain: 

Konseling
Psikoterapi
< intensif
> intensif
preventif
Kuratif / reapartif
Fokus : edukasi, vocational, perkembangan
Fokus : remedial
Setting : sekolah, industri, social work,
Setting : rumah sakit, klinik, praktek pribadi,
Jumlah intervensi <
Jumlah intervensi >
supportive
rekonstructive
Penekanan “normal”
/ masalah ringan
Penekanan “disfungsi” / masalah berat
Short term
Long term


Pendekatan psikoterapis terhadap Mental Illnes:
  1. BiologicalMeliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat.
  2. PsychologicalMeliputi suatu peristiwa yang efeknya terhadap perfungsian yang buruk, pasca-traumatic, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang ditimbulkan
  3. Sosiological: Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial dari gejala dan masalah keluarga.
  4. PhilosophicDalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.


Bentuk-bentuk utama dalam terapi: terapi supportive, terapi reeducative dan terapi reconstructive.
  1. Psikoterapi yang bersifat suportif
  2. Psikoterapi yang bersifat ekspresif: Psikoterapi reedukatif dan Psikoterapi rekonstruktif
  • Terapi supportive (juga disebut psikoterapi berorientasi hubungan) yaitu suatu pengobatan yang diarahkan untuk menjaga integritas fisiologis atau fungsional pasien sampai pengobatan yang lebih definitif dapat dilaksanakan, atau sampai daya penyembuhan pasien berfungsi untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih lanjut. Terapi ini menawarkan dukungan kepada pasien oleh seorang tokoh yang berkuasa selama periode penyakit, kekacauan atau dekompensasi sementara. Pendekatan ini juga memiliki tujuan untuk memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien, mengintegrasikan kapasitas yang telah terganggu, memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik serta untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi. Cara ini memberikan suatu periode penerimaan dan ketergantungan bagi pasien yang membutuhkan bantuan untuk menghadapi rasa bersalah, malu dan kecemasan dan dalam menghadapi frustasi atau tekanan eksternal yang mungkin terlalu kuat untuk dihadapi. 
Cara-cara psikoterapi suportif antara lain sebagai berikut:

  1. Ventilasi atau (psiko-) kataris
  2. Persuasi atau bujukan (persuasion)
  3. Sugesti
  4. Penjaminan kembali ( reassurance)
  5. Bimbingan dan penyuluhan
  6. Terapi kerja
  7. Hipno-terapi dan narkoterapi
  8. Psikoterapi kelompok 
  • Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan. Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll. Sasaran pada terapi reedukatif adalah menemukan pertumbuhan diri melalui penyesuaian kembali atau Perubahan perilaku sementara terapi rekonstuktif terpusat pada reorganisasi kepribadian.Tujuan dari terapi ini membangkitkan pengertian pada penderita tentang konflik-konflik jiwa yang dikandungnya, yang terutama terletak dalam alam sadarnya.


Cara-cara psikoterapi reedukatif antara lain ialah sebagai berikut:
  1. Terapi hubungan antar manusia
  2. Terapi sikap
  3. Terapi wawancara
  4. Analisa dan sinthesa yang distributif
  5. Konseling terapetik
  6. Terapi case work
  7. Reconditioning
  8. Terapi kelompok yang reedukatif
  9. Terapi somatik
  • Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang. Cara atau pendekatan: Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik. Menyelami alam tidak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transferensi Tujuan terapi ini adalah perombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru.
Cara-cara psikoterapi rekonstruktif adalah:
  1. Psikoanalisa Freud
  2. Psikoanalisa non Freudian
  3. Psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa

sumber: 

Djohan.  (2006). Terapi musik, teori dan aplikasiPenerbit galangpress yogyakarta

http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/13988/pengantr-fix.doc diunduh pada 19/03/2015
unarsa, Singgih. 2007. Konseling dan Terapi. PT BPK Gunung Mulia: Jakarta
Mcleod, John. 2010. Pengantar Konseling : Teori dan Studi Kasus.Kencana : Jakarta


No comments:

Post a Comment